Saturday, October 5, 2024

=Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (7)=

 =Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (7)=

        Setelah selesai berbicara dengan Jahatorusan,  Jasokkalpun keluar dari dalam pondoknya, dia menatap langit sejenak, ternyata bulan purnama sudah muncul penuh. Kemudian dia meninggalkan pondoknya seorang diri memasuki lebatnya hutan lubuk raya dengan pedang panjangnya terselip di punggungnya. Sesekali Dia berloncatan menghindari genangan air hujan yang turun tadi siang. Setelah beberapa lama berjalan, dia kemudian sampai di Bukit Pamelean. Jasokkal memandang sekelilingnya, dia melihat seseorang berdiri membelakanginya dengan memakai seragam baju putih. " Jaruas !! " dia berbisik dalam hati. Sementara itu Jaruas dengan ketajaman pendengarannya merasakan  kehadiran seseorang di tempat itu. Sesaat kemudian dia berbalik badan, dihadapannya sudah berdiri seseorang dengan pakaian hitam berjarak sekitar 100 meter dihadapannya. "Jasokkal !! " Jaruas bergumam. Kemudian keduanya saling mendekat dan  berhenti setelah berjarak 5 meter. Jaruas menatap Jasokkal dengan pandangan tajam, ternyata Jasokkal tidak banyak berubah setelah beberapa tahun lalu terakhir bertemu. Kemudian di keheningan malam, Jaruas berkata bahwa dia membawa pesan guru Kali Bandahara agar Jasokkal meninggalkan pekerjaannya sebagai penyamun, selain dilarang agama pekerjaan itu juga merusak nama baik perguruan Harimau Putih. Kemudian Jaruas ingin meminta pertanggungjawaban dan menuntut balas atas kematian Jasuanon yang dibunuh oleh Jasokkal secara licik dan curang. Sebagai muridnya Jasuanon,  Jaruas berhak menuntut balas atas kematian Jasuanon. Kemudian Jasokkal sangat marah karena dinasihati oleh anak ingusan dan berkata dia berhak menentukan jalannya sendiri dan siap menerima risiko apa yang dilakukannya. Dengan suara nada yang tinggi dan penuh kemarahan, dia berkata bahwa guru Kali Bandahara sendiri tidak boleh terlalu jauh mencampuri urusan pribadinya. Mendengar Jawaban Jasokkal, kening Jaruas berkerut. Namun dengan tenang dia menjawab bahwa Jasokkal dalam bertindak sebagai penyamun membawa panji panji Harimau Putih, dan Ini mencemari nama baik Harimau Putih. Saat beradu argumen, mereka tidak menyadari ada sepasang mata terus mengawasi dan Mendengar percakapan mereka. Orang misterius itu ternyata sudah hadir lebih awal dari mereka berdua. Dia bersembunyi dan mengawasi dari gerumbulan hutan yang ada disekitar bukit Pamelean. Kemudian Jasokkal mengingkari bahwa kematian Jasuanon adalah karena kelicikannya. Mendengar Jasokkal telah berbohong, membuat Jaruas emosi, dan dia akan menuntut balas sekarang juga atas kematian Jasuanon. Melihat Jaruas mulai emosi dan menantangnya , Jasokkal menjadi sangat marah dan kemudian mencabut pedangnya dari punggungnya serta melintangkan pedang itu di dadanya. Kelihatan pedang itu berkilat diterangi cahaya bulan purnama, menandakan betapa tajamnya pedang itu dan siap membunuh Jaruas setiap saat. ( Bersambung 8 )

Arbet Pasaribu /Abepas.

No comments: