Saturday, October 5, 2024

= Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (6 ) =

 = Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (6 ) = 

     Di punggungnya terselip pedang panjang, pedang kebanggaan perguruan Harimau Putih, sama dengan  pedang milik Jasokkal walaupun ukurannya lebih kecil. Mungkin guru mereka menyesuaikan tenaga mereka. Jasokkal mempunyai pedang lebih besar tentu dia mengandalkan tenaga untuk bertarung, sedangkan Jaruas dengan pedang yang lebih kecil lebih mengandalkan kelincahan. Romauli terus memandang kekasihnya yang berjalan dibawah cahaya bulan purnama sampai hilang di tikungan jalan. 

          Setelah berjalan beberapa lama, Jaruas melewati hamparan sawah yang luas di kiri dan kanan sepanjang jalan yang dilaluinya. Angin malam berhembus menerpa wajahnya yang tampan, sehingga ikat kepalanya bergerak kian kemari akibat hembusan angin malam. Beberapa saat kemudian dia melewati kebun salak yang sangat luas sekali sejauh mata memandang. Akhirnya  jaruas sampai di Bukit Pamelean setelah menyeberangi sungai/aek sisoma  dengan melompati batu batu besar yang ada di sungai dan melewati hutan lebat yang tumbuh liar di pinggir jalan setapak yang dilewatinya. Setelah menebar pandangannya di sekeliling Bukit Pamelean, ternyata Jasokkal belum ada di Bukit Pamelean. 

          Bukit Pamelean merupakan dataran rumput yang luas terletak di lereng gunung Lubuk raya. Bukit ini terletak persis di persimpangan pertigaan jalan. Sambil menunggu kehadiran Jasokkal, Jaruas berdiri menghadap ke arah angin malam berhembus sehingga baju putihnya terus berkibar diterpa angin malam. Dia tidak mengetahui kapan dan dari arah mana Jasokkal datang. Dia berkeyakinan Jasokkal akan memenuhi tantangannya. 

      Sementara itu diwaktu bersamaan saat Jaruas bertemu Romauli, Jasokkal juga memanggil dan bertemu dengan tangan kanannya yang bernama jahatorusan dan dia menyampaikan bahwa malam ini akan memenuhi tantangan adik seperguruannya jaruas. 

       Sebenarnyalah setelah Jasokkal membunuh Jasuanon, ada pergolakan batin di dalam hatinya. Belakangan ini kadang  ada rasa penyesalan yang mendalam di hatinya setelah dia membunuh Jasuanon. Sejujurnya dia membenarkan apa yang dikatakan Jasuanon, akan tetapi mengingat anggotanya yang terus membantunya, kebenaran itu terabaikan. Kadang dia muak dan benci  sendiri melihat kedua tangannya yang kekar dan berbulu lebat itu yang telah  membunuh banyak orang dan dia juga mulai bosan melihat muka anggotanya yang sangar dan liar. Inilah penyebabnya sehingga  sering terjadi pergolakan dalam batinnya. 

         Di depan jahatorusan dia mengatakan akan memenuhi tantangan Jaruas malam ini, sesuai tantangan yang disampaikan Jaruas kepadanya melalui anggotanya beberapa hari yang lalu. Jasokkal mengatakan, dia akan bertanding satu lawan satu dengan Jaruas, ini urusan pribadi, karena Jasokkal telah membunuh Jasuanon calon mertua Jaruas. Dia mengatakan  jangan ada anak buahnya ikut campur. Dia akan berangkat sendirian ke Bukit Pamelean, jika sampai subuh, dia tidak kembali ke pondok mereka, baru boleh mereka menyusul ke Bukit Pamelean untuk memastikan apakah dia masih hidup atau sudah mati. Jahatorusan mengatakan semua anak buahnya akan mematuhi perintah dari Jasokkal. Jahatorusan yakin Jasokkal akan memenangkan pertarungan, sulit rasanya ada orang yang mampu menandingi Jasokkal setelah kematian Jasuanon.

( Bersambung 7)

Arbet Pasaribu/Abepas

No comments: