Saturday, October 5, 2024

= Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (5) =


        Setelah bertarung beberapa lama Jasuanon terus mendesak Jasokkal, dan kelihatannya Jasokkal akan kalah. Jasokkal tidak mau kalah dihadapan anggotanya, akhirnya dia meminta anggotanya untuk mengeroyok Jasuanon. Terjadilah perkelahian yang tidak seimbang. Saat Jasuanon sibuk menghadapi keroyokan anggota Jasokkal, tiba tiba Jasokkal dari belakang menusuk punggung Jasuanon, akhirnya Jasuanon terkapar dan meninggal. Kabar kematian Jasuanon itu cepat menyebar di sekitar lembah Gunung Lubuk Raya, membuat orang  banyak semakin takut dan membenci kelompok Jasokkal.

           Seperti dua tahun lalu sebelum dia berangkat ke Rao, malam ini Jaruas kembali menjumpai Romauli, mereka bertemu ditempat yang sama dibawah pohon jambu dihalaman rumah Romauli. Dua tahun lalu dia permisi kepada Romauli untuk berangkat ke Rao, malam ini dia permisi untuk menghadapi Jasokkal di bukit pamelean dilembah gunung lubuk raya. Dibawah terangnya cahaya bulan purnama, Romauli kelihatan semakin cantik dengan kombinasi baju warna biru, selendang warna biru yang menutupi rambutnya, serta  balutan kain sarung hijau di badannya. Kelihatan lebih dewasa di usianya yang masih muda. Namun demikian Romauli tetap saja  sangat khawatir dengan keselamatan kekasihnya. Romauli mengetahui bagaimana tingginya ilmu silat, kekejaman dan kelicikan Jasokkal. 

          Jaruas berpesan kepada Romauli, agar kepergiannya ini ke bukit Pamelean tidak boleh di hadiri orang lain. Ini adalah urusan pribadi antara dua orang satu perguruan. Jika dia sampai subuh belum kembali ke desa Payabolak, barulah orang desa Payabolak menjenguknya ke bukit Pamelean apakah dia dalam keadaan hidup maupun keadaan sudah mati. Mendengar penjelasan Jaruas, Romauli hanya bisa meneteskan air mata. Romauli meminta kepada Jaruas membalas atas kematian ayahnya yang telah dibunuh oleh Jasokkal. Jaruas menyemangati Romauli, dengan mengatakan bahwa kepegiannya dilandasi dengan keyakinan dan kebenaran untuk menyadarkan orang sesat sesuai amanat dan pesan gurunya Kali Bandahara dan menuntut balas atas kematian gurunya Jasuanon serta dia yakin tuhan akan melindunginya. kemudian mereka berdiam diri, merenung apa yang akan terjadi malam ini di Bukit Pamelean. Sejenak kemudian Jaruas melihat ke langit, ternyata bulan purnama sudah muncul penuh, menandakan hari sudah lewat tengah malam. Sudah tiba saatnya untuk berangkat ke Bukit Pamelean menjumpai Jasokkal.Kemudian dia permisi kepada Romauli, dan mereka bersalaman. Romauli merebahkan kepalanya ke dada Jaruas yang bidang. Romauli hanya bisa menangis, Jaruas merasakan hangatnya air mata Romauli yang menetes di dadanya, lama mereka berpelukan. 

     Kemudian Jaruas melangkah menuju bukit Pamelean dengan seragam kebanggaanny, seragam perguruannya warna baju dan celana setinggi lutut sama sama berwarna putih dengan gambar harimau di dadanya, serta ikat kepalanya juga berwarna putih. ( Bersambung 6 )

Arbet Pasaribu/ Abepas

No comments: