Saturday, October 5, 2024

= Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (4) =

 = Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (4) =

      Setelah selesai sholat subuh, pagi hari, Jaruas sudah hadir dan permisi kepada guru dan Romauli bahwa dia akan memulai menempuh perjalanan panjang untuk beberapa hari  dengan naik kuda menuju daerah Rao. Selama dalam perjalanan dia tidak mendapat halangan yang berarti. Sesampainya di lokasi perguruan Harimau putih, dia disambut oleh Kali Bandahara. Kali Bandahara kelihatan semakin tua, dengan rambut yang hampir semuanya memutih namun dia tetap kelihatan sehat.

          Kali Bandahara mulai mengajari Jaruas ilmu silat. Dia dengan tekun mematangkan ilmu silat yang diajarkan jasuanon kepada Jaruas. Kemudian dia mengajari Jaruas dengan ilmu yang baru dikembangkan dan disempurnakan oleh Kali Bandahara, yaitu ilmu Pedang petir pembelah langit. Jasokkal dan Jasuanon mengetahui ilmu ini, ilmu yang sangat berbahaya, akan tetapi ilmu ini belum sempat diajarkan oleh Kali Bandaharo kepada mereka berdua. 

         Setelah belajar ilmu silat selama dua tahun. Akhirnya Jaruas sudah menerima dan menyerap semua ilmu Kali Bandahara, termasuk ilmu silat Pedang petir pembelah langit. Kali Bandahara berpesan kepada Jaruas agar hati hati dan jangan sembarangan menggunakan jurus ilmu pedang petir pembelah langit. Ilmu ini digunakan jika keadaan terpaksa. Disamping belajar ilmu silat dan ilmu pedang, Kali bandaharo juga mengajari Jaruas dengan ilmu agama islam dan ilmu bercocok tanam padi. Kemudian Kali Bandahara meminta kepada Jaruas agar menyampaikan pesannya kepada Jasokkal agar meninggalkan pekerjaannya sebagai penyamun yang mencoreng nama baik perguruan Harimau Putih. Besok paginya Jaruas permisi kepada gurunya untuk pulang kembali ke daerah asalnya desa Payabolak.

          Setelah melakukan perjalanan jauh yang melelahkan, beberapa hari kemudian Jaruas sampailah di desa Payabolak Simatorkis. Dia mendapat berita yang mengejutkan, ternyata gurunya Jasuanon sudah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Jasuanon meninggal dunia karena dibunuh Jasokkal secara licik. Jasuanon beberapa kali menegur Jasokkal teman seperguruannya meninggalkan pekerjaannya sebagai penyamun, bahkan jasuanon  mengancam akan melakukan tindakan kekerasan terhadap Jasokkal. Jasokkal merasa tersinggung dan tidak merasa senang dengan sikap Jasuanon, namun dia sadar bahwa dia tidak akan sanggup mengalahkan Jasuanon satu lawan satu. Kemudian dia membuat rencana licik untuk menyingkirkan Jasuanon.

         Suatu hari Jasokkal mengundang Jasuanon untuk datang ke markasnya. Tanpa prasangka buruk, Jasuanon datang menghadiri undangan Jasokkal. Saat mereka bertemu Jasuanon kembali menegur Jasokkal agar meninggalkan pekerjaannya sebagai penyamun. Jasokkal merasa tersinggung dan marah, kemudian mereka ribut dan akhirnya terjadi perkelahian diantara saudara seperguruan. ( Bersambung 5 ).

Arbet Pasaribu/Abepas .

No comments: