Saturday, October 5, 2024

= Bulan Purnama Di Bukit Pamelean 3 =


Domu termasuk pemuda dengan ilmu silat yang tinggi. Sebelum Romauli dekat dengan Jaruas, Domu pernah mengatakan cintanya kepada Romauli namun romauli menolak secara halus. Domu pernah mengatakan kepada Romauli bahwa dia sanggup membawa kepala Jasokkal kehadapan Romauli, jika Romauli mau menerima cintanya. Pernyataan jantan seperti ini yang ditunggu Romauli dari Jaruas, namun Jaruas hanya berkata Insyaallah suatu saat akan saya bawa kepala Jasokkal kehadapanmu. Padahal Romauli mengetahui ilmu silat jaruas jauh melebihi ilmu silat Domu. Mungkin saat ini ilmu silat Jaruas hanya sedikit dibawah ilmu silat gurunya Jasuanon. Walaupun Romauli melihat sifat Jaruas kurang jantan dibandingkan Domu namun hatinya secara keseluruhan sudah dirampas Jaruas, dan dia tidak mungkin lagi bisa berpaling ke hati lelaki lain. Dia mengetahui sebagai gadis cantik yang baru menginjak usia dewasa banyak lelaki mencoba untuk mendekatinya namun semuanya ditolaknya.

       Malam semakin larut, Jaruas meminta kepada Romauli agar mendoakannya semoga selamat dalam perjalanan dan sampai ke tujuan serta berharap Romauli sehat selalu dan setia menunggunya sampai kembali lagi ke desa Payabolak. Kemudian Jaruas mengatakan kepada Romauli, jangan pernah meragukan cintanya, dia akan setia selalu menyayangi dan mencintai Romauli. Mendengar nasihat Jaruas, Romauli hanya bisa mengangguk pelan, kemudian air matanya menetes dan bergulir membasahi pipinya. Dia sangat khawatir akan keselamatan Jaruas selama perjalanan. Kemudian Jaruas membesarkan hati Romauli dengan mengatakan menyerahkan keselamatannya kepada tuhan. Dalam keheningan malam, mereka berdua diam seribu bahasa, angan mereka sibuk membayangkan bagaimana hubungan mereka ke depan, apalagi Jaruas akan mengembara waktu yang lama dari negeri Angkola menuju daerah Rao yang bagi Romauli merupakan daerah asing. Angin malam berhembus dengan lembut, cahaya bulan purnama menerangi wajah mereka, yang kadang kelihatan samar ketika cahaya bulan ditutupi awan. Sesekali terdengar suara burung pungguk melengking memecah kesunyian malam. Beberapa saat kemudian Jaruas permisi untuk pulang karena sudah mulai larut malam. Kemudian Jaruas berdiri sambil menyalami dan mencium punggung tangan kekasihnya dan kemudian Jaruas berkata kepada Romauli bahwa percayalah dia akan selalu menyayangi Romauli. Romauli tetap berdiri dipintu pagar halaman rumah sampai Jaruas menghilang dari pandangannya. Kemudian dengan berlinang air mata, dia menutup pagar dan berbalik masuk kedalam rumah. Ayah dan ibunya yang masih duduk di ruang tamu melihat anak gadis mereka berlari kecil masuk kamar tidurnya dan mengunci pintunya dari dalam. Jasuanon hanya bisa menarik nafas, semoga hubungan anak gadis dan muridnya itu di ridhoi tuhan.

( Bersambung 4 ).

Arbet Pasaribu/Abepas.

No comments: