Saturday, October 5, 2024

=Bulan Purnama Di Bukit Pamelean (2)=


         Jaruas baru beberapa hari ini pulang dari perantauan. Dia selama ini merantau ke desa terpencil di daerah Rao. Disana dia tinggal di sebuah perguruan silat selama dua tahun. Perguruan silat itu bernama perguruan silat Harimau Putih yang dipimpin seorang kakek tua bernama Kali Bandahara. Dia adalah bekas komandan pasukan Padri yang pernah menguasai daerah Angkola. Setelah berakhirnya pendudukan Padri di daerah angkola, Kali Bandahara memutuskan untuk keluar dari pasukan Padri dan kembali ke daerah asalnya di daerah Rao Perguruan, kemudian dia mendirikan perguruan silat bernama perguruan silat Harimau Putih. Saat dia meninggalkan daerah angkola, dia membawa dua orang pemuda dari daerah Angkola yaitu Jasokkal dan Jasuanon. Keduanya menjadi murid kesayangan Kali Bandahara.

          Setelah di didik Kali bandahara dengan ilmu silat serta ilmu pedang selama 2 tahun, mereka berdua dinyatakan sudah mempunyai bekal ilmu bela diri yang mumpuni. Kali Bandahara menyuruh mereka kembali ke daerah Angkola agar mempergunakan ilmunya untuk menolong masyarakat yang membutuhkannya. Selama mereka tinggal di perguruan silat itu, selain belajar ilmu silat, mereka juga dibekali ilmu agama islam. Mereka berdua diharapkan dapat mengajari ilmu agama islam  kepada masyarakat di daerah Angkola yang baru mengenal agama Islam setelah pendudukan pasukan Padri. 

          Sesampainya di Angkola, mereka berdua mulai menerapkan ilmu yang dimiliki. Jasokkal dalam menerapkan ilmunya lebih suka berpindah dari satu desa ke desa di sekitar lembah Gunung Lubuk Raya.  Jasuanon Sesampainya di desanya di desa Payabolak, dia menjadi imam mesjid dan mengajari pemuda desa dengan ilmu beladiri aliran Harimau Putih.

         Setelah beberapa puluh tahun Jasuanon menerapkan ilmunya di masyarakat, di usianya yang mendekati setengah abad, dia mengangkat seorang murid yang merupakan murid kesayangannya sekaligus calon mantunya yang bernama Jaruas. Untuk meningkatkan ilmu silat Jaruas, jasuanon mengirim Jaruas ke perguruan silat Harimau Putih tempat dia pernah menuntut ilmu silat di daerah Rao. 

          Jaruas dimalam sebelum berangkat esok harinya ke Rao, dia sudah berjanji untuk bertemu dengan kekasihnya Romauli , seorang gadis cantik dan Bunga desa, merupakan anak gadis dari gurunya Jasuanon. Mereka sudah saling menyayangi sejak 2 tahun lalu. Begitu dia sampai di rumah gurunya, ternyata Romauli sudah menunggu di halaman rumah. Mereka berdua duduk di kursi kayu dibawah pohon jambu yang tumbuh di halaman rumah.

        Jaruas menyampaikan kepada Romauli bahwa dia akan berangkat besok pagi ke daerah Rao untuk meningkatkan ilmu silatnya yang selama ini sudah dia dapatkan dari gurunya Jasuanon yang juga Ayah dari Romauli kekasihnya. Romauli sebagai gadis yang baru tumbuh dewasa sangat mengagumi Jaruas walaupun kadang kala dia melihat sifat jaruas sangat lembut dan hati hati untuk bertindak. Dia ingin melihat sifat lelaki adalah seorang yang jantan dan penuh percaya diri. Sebernarnyalah sifat seperti itu ada pada seorang pemuda di desanya  bernama Domu. Domu merupakan ketua naposo bulung/remaja di desa Payabolak. ( Bersambung 3 ).

Arbet Pasaribu /Abepas.

No comments: