Wednesday, December 17, 2008

Shoes Presiden Bush

Shoes number uno

What shoe brand thrown by journalist to President bush?

How much/many size measure shoe?
What Made in the state shoe ?
What the shoes second hand ?
what true the Shoes ban odour?
How much/many shoes price thrown to President bush ?
Why thrown shoes ?
Why is not thrown smiledly ?
Why Iraq society feel the the journalist i] warrior
Ask Why? Ask Why? Ask Why? Ask Why? Ask Why? Ask Why? Ask Why?

Saturday, December 13, 2008

Thursday, December 11, 2008

Tuhan Sembilan Senti

Tuhan Sembilan Senti

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat

siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,



Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor

pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota

DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara- perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah

kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik

petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang

merokok,



Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi

perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak

merokok,



Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala

sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah

dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan

kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,



Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri

yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang

merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal

penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya

merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,



Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi

perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,



Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai

kita,



Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di

restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung

merokok,



Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,

bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur

ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak

rokok,



Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling

menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di

kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih

jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,





Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur

di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau

itu, bisa ketularan kena,



Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri

obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang

tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,



Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang

merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI

sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil,

pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium

kaki sponsor perusahaan rokok,



Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,

di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di

ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang

goblok merokok,



Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi

orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak

merokok,



Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai

kita,



Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat

merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli

hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi

ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka

terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih

warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung

tasbih 99 butirnya,



Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan

mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang

dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok

ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?



Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.



Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.

Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.

Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.

Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum.



Min fadhlik, ya ustadz.

25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.

15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.

4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?



Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.

Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.

Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,

sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.



Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan

rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,



Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.

Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi

itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka

berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang

mulai terbatuk-batuk,



Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah

120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok

lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat

ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di

bawah korban narkoba,



Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat

berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong

baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,

diiklankan dengan indah dan cerdasnya,



Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku'

dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk

dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap

tuhan-tuhan ini,



Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini



Taufiq Ismail Dikirim : oleh andy ardian, SP